Mempertanyakan Hidup

Mengapa kita harus terkotak-kotakan menjadi si Suni dan si Syi’ah.
Bukannya Islam kita satu? Islam yang diajarkan Rasulullah.
Bagaimana mau menyalahkan perpecahan antar umat beragama, kalau dalam satu agama saja masih suka mendiskreditkan paham yg satu dengan yg lainnya.
Apakah ketika kamu berteman kamu akan menanyakan :
“paham kamu apa? // kamu Islam apa?”
Saya bukan si religius, saya akui itu. Saya Islam yang dilahirkan dari keluarga Islam, dibesarkan dilingkungan heterogen, dimana keluarga dan saya memiliki sahabat dan tetangga Kristen Protestan, Katholik, Budha, Kejawen, dan kami tetap hidup rukun.
Dan tiba saya hari ini, perempuan yang beranjak dewasa, yang sedang mempertanykan banyak hal, salah satunya ialah Saya Islam karena apa? Alasan saya harus menggunakan jilbab karna apa?
Tapi sayangnya ada lingkungan saya yang justru seakan tidak mensupport saya untuk mencari.
Teman, apakah ketika kita lahir kita langsung bisa berjalan dan berlari? Ada prosesnya kan.
Ini yang sedang saya cari untuk saya ketahui dan dalami. Begitu banyak pertanyaan “mengapa” di isi kepala saya, jadi bisa kah untuk tidak menghentikan saya dalam proses pencarian ini.

Saya sedang berada pada masa sedang mencari alasan mengapa Islam adalah agama yang harus saya yakini untuk peluk dan patuhi segala aturannya, saya sedang mencari, dan saya tetap beribadah wajib sebagaimana mestinya, tapi saya butuh membaca ketertinggalan saya.

Urusan jilbab, yang masih menjadi perdebatan hingga hari jni. benar saat ini saya sedang meragukan kewajiban berjilbab, karena jelas ada beberapa pandangan dari orang yang menafsirkan tentang jilbab.
Contoh, dalam buku kisah Ibu Aisyah, jilbab itu digunakan sebagai alat penutup aib (karena saat itu ibu Aisyah di fitnah berselingkuh dengan salah satu panglima perang Rosulullah). kemudian jilbab di maknai sebagai simbol budak yang telah ditebus sehingga dapat bebas, dapat dimaknai ‘symbol of freedom’.
Untuk jaman sekarang,
Yang saya ragukan secara pribadi adalah banyak orang berjilbab tapi kelakuannya perkataannya seakan tidak mencerminkan jilbabnya dalam banyak hal. Oke katakan itu oknum, tapi itu yang membuat saya berfikir, ada sahabat saya tidak berjilbab tapi dia melakukan ibadah sesuai perintah Allah.
Bisa jadi jilbab digunakan di Arab ya karna memang banyak kekacauan disana, tau kan gimana jaman jahiliyah memperjual belikan perempuan, bahkan suami arab biasa menjual istri dan anaknya, dan lain sebagainya.
Tapi dijaman sekarang, kalau banyak orang indonesia fanatik dengan jilbab panjangnya yang menyerupai cara berpakaian orang di Arab, tau kah kalian bahwa tidak semua perempuan Islam di negara-negara Arab berjilbab?
Bahkan dipertemuan dunia, perempuan dari negara-negara Islam tidak semua menggunakan hijab, anak raja Arab Saudi pun itu lihat fashion style nya? Ke luar negeri kagak ada yg jilbaban, apa dengan kata lain Raja Arab Saudi bukan orang Islam / tidak tau Islam?
Bisa jadi kan jilbab itu budaya, atau memang sebuah kewajiban. Tetap ada beberapa pandangan bukan?
Pendapat saya, selama kamu berpakaian terhormat maka kamu menghargai dirimu. Untuk itu saya sedang mencari kebenarannya, saya sedang mempelajari, jangan justifikasi siapapun, kalau kalian teman seharusnya mensupport.
Teruntuk orang yang menggunjing saya apalagi mengatakan “saya semakin jauh dari hijab”, tidak apa, Tuhan saya lebih tau bagaimana saya, apa yang saya lakukan, apa yang saya pertanyakan, apa yang saya ragukan, apa yang saya temukan, dan bagaimana cara saya berkomunikasi dengan Tuhan saya.
Kalian yang sudah berhijab alhamdulillah, yang belum ayo pelajari, doakan saja agar saya akan semakin kuat dan istiqamah mengenakan hijab jika itu yang terbaik untuk diri saya sendiri bukan karena mendengar apa kata orang.

Your best,

Noy

Komentar

Postingan Populer